kawan Edwin Wahyudin. Janji atau argumentasi apapun tidak akan mampu menyakinkan konstituen, yang penting adalah komitmen dalam hati dengan niat baik dan berpegang teguh pada frame moral dan etika.
Pengejewantahannya tertuang kedalam 3 hal :
1. Tidak takut melarat
2. Berani melakukan introspeksi.
3. Malu kepada diri sendiri untuk mengambil yang bukan haknya.
Insya Allah ini akan menjadi kontrak Politik dan Moral buat kami.
Hatur Nuhun . .
Regards,
Wawan Kusnun
----------------------------------------------
> Assalamu'alaikum wr. wb.
> Sebagaimana kita saksikan di TV saat ini ternyata banyak pejabat yang diciduk dan dipenjarakan oleh KPK karena tindak pidana korupsi yang merugikan negara dan rakyat Indonesia. Korupsi yang dipidanakan tidak hanya karena memang keinginan pejabat itu sendiri yang memang korup tetapi juga terbawa oleh keadaan yang memaksa si pejabat menerima "nikmat" yang bukan haknya.
> Pertanyaan saya sederhana, bagaimana bapak bisa meyakinkan konstituen pendukung kalau bapak bukanlah golongan pejabat seperti di atas yang berakhir di balik jeruji. Apakah tetap menerima "nikmat" yang tidak seharusnya seperti "pemberian" dari orang-orang yang berkepentingan dengan posisi dan jabatan bapak tetapi dilakukan dengan rapi dan main cantik sehingga tidak tersentuh bahkan tercium oleh hukum, ataukah memang bapak siap melawan arus "syndrom jabatan" dengan berlaku Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathonah dengan hanya menerima apa yang memang seharusnya menjadi hak bapak sebagaimana yang dipahami oleh rakyat kabupaten Bogor. Tetapi jika pilihan kedua yang diambil lalu bagaimana bapak bisa memberikan kontribusi kepada partai yang menjadi kendaraan bapak selama ini apalagi kita akan menghadapi Pemilu 2009, pastinya akan dibutuhkan dana yang sangat besar.
> Saya harap bapak berkenan menjawab pertanyaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar